Movie: Filosofi Kopi

Awalnya males pas minggu lalu diajak nonton film ini, alasannya simple, berasanya rugi bayar mahal nonton di weekend buat film Indonesia, yang dalam beberapa bulan sudah bisa disaksikan di televisi, hehehe. Kalo nontonnya di weekday, mungkin ga terlalu masalah *ogahrugibangetyak.
Anyway, berhubung ga ada film yang bikin tertarik, akhirnya bersedia juga nonton film ini kemaren. Diiming-imingin dengan kata "nonton bareng" sang penulis Dee, pergilah T ke XXI Alam Sutera bareng temen-temen. Rada kecewa dengan omongan "nonton bareng"-nya, soalnya Dee cuma ngasih sepatah dua patah kata di awal nonton, trus nggak ikutan nonton. Beda banget dengan "nonton bareng" laennya yang pernah T ikutan.

Anyway, let's start the review. Filosofi Kopi diangkat dari bukunya Dee alias Dewi Lestari. T ga baca bukunya, itu keuntungan, jadi T ga compare antara buku dan filmnya.
Diceritakan ada 2 orang sahabat, Ben (Chiko Jerikho) dan Jody (Rio Dewanto), yang membuka kedai kopi yang diberi nama Filosofi Kopi. Ben ini adalah anak piatu, yang sejak usia 12 tahun diasuh oleh ayahnya Jody. Ayahnya adalah petani kopi yang kemudian menjadi petani sayuran, gara-gara kebun kopinya dihancurkan sekelompok orang yang hendak menjadikannya kebun kelapa sawit. Sejak usia 12 tahun, Ben membenci ayahnya yang menyuruhnya berhenti mencintai kopi dan yang dia rasa tidak melakukan apa-apa saat ibunya meninggal dibunuh orang.
Ben tumbuh menjadi pribadi yang sangat suka kopi tapi trauma ke kebun kopi. Dia memilih membeli kopi lewat supplier atau melalui lelang. Jody sendiri tidak terlalu tahu banyak tentang kopi, tapi dia jago dalam hal hitung-hitungan atau analisa.
Singkat cerita, almarhum ayahnya Jody ternyata meninggalkan hutang yang sangat besar, yang harus Jody bayar. Masalahnya Jody tidak memiliki banyak uang untuk melunasinya. Pemasukan dari Filosofi Kopi tidak cukup untuk mencicil hutang tersebut. Suatu ketika, ada seorang pengusaha yang sedang berusaha memenangkan tender besar milik seseorang pencinta kopi, mendatangi Filosofi Kopi karena mendengar kopi di tempat ini sangat enak. Dia menawarkan Ben untuk meracik kopi terenak. Jika kopi buatan Ben ini bisa menyukakan hati pemilik tender, maka pengusaha ini akan memberikan uang 1 milyard kepada Filosofi Kopi.

Ben pun berusaha membuat kopi yang enak yang diberi nama Ben's Perfecto. Masalah muncul ketika seorang food blogger bersertifikat bernama El (Julie Estelle) mengatakan ada kopi yang lebih enak daripada Ben's Perfecto, yakni kopi Tiwus, buatan petani kopi di desa. Merasa perlu tahu, Jody memaksa Ben untuk mencari tahu dan merasakan kopi tiwus tersebut.
Akhir cerita, kopi tiwus ini diracik Ben dan diberikan ke pengusaha dan Filosofi Kopi berhasil mendapatkan uang 1M yang kemudian digunakan untuk membayar lunas hutang almarhum ayahnya Jody.
Menurut T, Filosofi Kopi ini jenisnya film ringan dan menghibur. Sejenis dengan film Brownies. Ada lucu-lucunya, tapi ada juga unsur dramanya. Tadinya T berharap ada lebih banyak mengupas tentang kopi ataupun filosofinya sesuai judul filmnya. Tapi ternyata nggak gitu. Filosofi kopinya sendiri cuma 4 macem. Lebih banyak ke dramanya. Sementara untuk urusan akting, Rio Dewanto bagus dan Chiko Jerikho juga lumayan bagus. Bolehlah ditonton buat santai-santai atau ngayal buat beli Lenovo berhubung imo, di film ini iklan Lenovo-nya berasa banget. Plus, quote terakhir-nya bagus: Sesempurna apapun kopi yang kamu buat, kopi tetap kopi, punya sisi pahit yang tidak mungkin kamu sembunyikan.


Movie: Fast & Furious 7

Ini adalah salah satu film yang T tunggu-tunggu, Fast & Furious 7. Berhubung T punya member card di beberapa mall, plus download salah satu aplikasi perfilman, jadilah T tahu kapan film ini tayang perdana, dan mulai pasang reminder. Yup, tanggal 1 April 2015. Bukan April Mop yak, tapi memang film ini mulai tayangnya tanggal segitu.
Awalnya rencana mau nonton di minggu berikutnya, tapi berhubung salah satu sahabat T ada yang mau bela-belain antri tiket nonton di jam makan siang, T hayuk aja. Thanks God, Lippo Mall Puri itu XXI-nya sudah beroperasi dan jaraknya cuma 3 menit naek motor, 10 menit jalan kaki, jadi cuek aja nonton jam 18.15 (padahal jam pulang kantor teng 17.30). Untungnya nonton di Premiere, jadi nyaman banget.

Mari mulai. Cerita ini diawali oleh niat Deckard Shaw (Jason Statham) yang hendak membalas dendam akibat apa yang menimpa adiknya, Owen Shaw. Dia mendatangi kantor polisi tempat Luke Hobbs (Dwayne Johnson) bertugas dan mengambil file siapa saja yang terlibat dalam pertikaian dengan adiknya. Setelah memporakporandakan kantor polisi dan membuat Hobbs masuk rumah sakit, dia juga mengebom rumah tempat Brian O'Conner (Paul Walker) tinggal melalui sebuah paket yang tertulis berasal dari Tokyo. Untunglah tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Akan tetapi ternyata Han, salah satu sahabat dari Brian dan Dominic Toretto (Vin Diesel) ternyata telah tewas dibunuh oleh Shaw di Tokyo. Dom merasa gerah akan hal tersebut. Pada acara pemakaman Han, Dom melihat Shaw dan mengejarnya. Pada saat mereka bertemu dan terlibat perkelahian, datanglah Frank Petty (Kurt Russel) atau Mr. Nobody, yang kemudian menawarkan bantuan kepada Dom untuk menemukan Shaw, asal Dom mau membantunya menyelamatkan seorang hacker bernama Ramsey (Nathalie Emmanuel), yang telah menemukan sebuah program bernama God's Eye, yang bisa melacak siapapun di manapun. Bisa ditebak, akhirnya Dom setuju dengan hal ini. Bersama dengan teamnya, Brian, Letty (yang masih belum pulih ingatannya), Tej, dan Roman, mereka membantu Mr. Nobody menyelamatkan Ramsey.

Deckard sendiri juga dibantu oleh sekumpulan orang yang memiliki kepentingan atas program God's Eye. Jadilah isinya ada 2 kelompok besar yang saling bersaing untuk program God's Eye ini. Kejar-kejaran mobil sudah pasti ada di film ini. Teknologi yang digunakan pun hebat euy, sampe-sampe terasa begitu real. Contohnya, mobil diturunkan dari pesawat, mobil tembus dari satu tower ke tower lain, dll. Adegan fighting-nya juga wow, terutama antara Brian dan salah satu tangan kanan si penjahat Kiet (Tonny Jaa).
Akhir cerita, si Ramsey ini bisa diselamatkan dan penjahat tidak bisa menggunakan program God's Eye karena di-hack kembali oleh Ramsey berkat bantuan Dom dkk plus si Shaw juga berhasil dibekuk dan ditahan Hobbs. Sementara itu dari sisi romance, Mia diceritakan sedang hamil anak kedua dan ingatan Letty mulai kembali. Acung jempol tinggi-tinggi buat ending ceritanya yang dibuat sangat smooth kayak tribute buat Paul Walker. Diceritakan Dom, Brian, dkk sedang liburan ke pantai, Dom menekankan sekali, keluarga adalah hal yang utama. Dia juga mengatakan betapa dia mengucap syukur bisa mengenal Brian, bersahabat dengannya, kemudian Brian menjadi adik iparnya, dan memberikannya keponakan. Sahabat yang kemudian menjadi keluarga, plus disertai cuplikan-cuplikan awal pertemuan Dom dan Brian hingga sekarang. Hiks hiks. Jadi melow.

Actually, I'm curious how they gonna make the next Fast and Furious with this kind of ending. Kemungkinan besar, Brian akan fokus dengan keluarganya, peran Mr. Nobody, Shaw, atau mungkin Ramsey bisa lebih digali lagi, atau apalah soal hubungan Dom dan Letty.
For me, film ini keren pake banget, selain emang cinta dengan si ganteng Paul Walker (why he died to fast), teknologinya juga top, plus musiknya keren. Belum lagi, kelucuan antara Tej dan Roman bikin film ini tetep seger. Biarpun banyak orang yang bilang jalan ceritanya ga masuk akal dan terlalu dicari-cari, come on, it's a just a movie that make to entertaint people. If you want to see a 'make sense' movie, mending nonton film sejarah atau biografi bukan FF7, hehehe.

Movie: Insurgent

Finally, T akhirnya ke bioskop lagi! Ini yang pertama di tahun 2015 ini. Maklum, reality show Korea mengalihkan minat ke bioskop. Ini aja ke sana karena ditraktir temen, hehehe. Judulnya Insurgent. Sebenernya T belum nonton film pertamanya si Divergent, tapi cuek ajalah. Kenapa? Berdasarkan pengalaman, film-film yang diadaptasi dari serial novel kurang bagus dan cenderung tetep bisa dinikmati potongan-potongannya, nggak perlu dari awal. Contohnya kayak Twilight gitu deh.

Lanjut ke filmnya. Ceritanya ada 5 kelompok besar orang, yakni faksi Erudite, faksi Dauntless, faksi Abnegation, faksi Amity, dan non faksi. Faksi Erudite di bawah pimpinan Jeanine (Kate Winslet) yang sangat ingin menguasai dunia. Dia memiliki kotak yang dikabarkan menyimpan rahasia besar yang bisa membuatnya menguasai dunia. Kotak ini diambilnya dari ibunya Tris Prior. Permasalahannya, hanya seorang divergent yang bisa membuka kunci kotak tersebut. Jadilah Jeanine ini mencari divergent yang bisa membuka kotak tersebut. Untuk bisa membukanya, seorang divergent akan dipaksa mengikuti simulasi yang dibuat Jeanine. Dalam perjalanan pencariannya, belum ada satu orang divergent pun yang berhasil melampaui simulasi tersebut. Semuanya meninggal bahkan di simulasi tahap 1. Jeanine merasa kesal dan menyuruh tangan kanannya, Eric, untuk menangkap semua divergent untuk dijadikan alat simulasinya.
Sementara itu ada 4 orang yakni Tris Prior (Shailene Woodley), Tobias Eaton alias Four (Theo James), Caleb, dan Peter yang memilih menetap di lingkungan faksi Amity di bawah pimpinan Johanna, yang cinta damai. Mereka dianggap sebagai pelarian dan menjadi buronan dari faksi Erudite pimpinan Jeanine, akibat penyerangannya ke faksi Abnegation. Tris benci sekali kepada Jeanine yang telah membunuh orang tuanya. Dia merasa orangtuanya meninggal demi melindungi dirinya dan dia ingin sekali membalaskan dendamnya kepada Jeanine.
Pada suatu hari, Eric dan pasukannya dalam pencarian divergent sebagai bahan simulasi di Erudite, mendatangi tempat faksi Amity dan mengetahui ada divergent di sana. Tris, Four, dan Caleb berhasil melarikan diri, sementara Peter memilih berkhianat dan bersatu dengan Erudite. Dalam pelariannya, mereka bertiga terlibat perkelahian dengan non faksi, namun terselamatkan karena ternyata pimpinan non faksi adalah Evelyn, ibu kandung dari Four yang dianggap sudah meninggal. Evelyn meminta mereka untuk bergabung dengan non faksi, namun kebencian Four pada ibunya membuat dia tidak mau bergabung. Four dan Tris memutuskan ke Candor dan meminta bantuan orang-orang di sana. Sementara Caleb yang capek melarikan diri, memilih untuk memisahkan diri dan akhirnya malah bergabung dengan Erudite.

Malang nasib Tris dan Four, di Candor mereka justru ditangkap karena mereka buronan, yang berakhir dengan tes kejujuran. Akhirnya orang-orang di Candor sebagian memihak mereka. Tapi apa daya, Erudite menyerang kembali. Beruntung non faksi membantu mereka mempertahankan diri dari Erudite. Beberapa korban jiwa jatuh. Dikarenakan memakan korban jiwa, beberapa pun menyalahkan Tris yang dianggap penyebab semuanya. Didorong rasa bersalah, Tris memilih menyerahkan diri kepada Erudite.
Bisa ditebak, Tris akhirnya mengikuti simulasinya Jeanine. Dia berhasil melalui beberapa tahap. Memasuki tahap terakhir, dia dinyatakan meninggal. Sebenernya dia tidak meninggal, melainkan efek obat yang disuntikkan Peter kepadanya. At the end, berkat bantuan orang-orang di Candor dan non faksi serta Peter, Tris dan Four berhasil memutarbalikkan keadaan dan memenangkan pertarungan dengan Erudite.
IMO film ini biasa banget. Jalan cerita gampang ditebak plus akting pemeran utamanya si Shailene Woodley menurut T biasa aja. Yang bagus dari film ini adalah selayaknya film keluaran holywood, animasinya bagus dan mungkin (buat sebagian orang) tampang Theo James yang rada mirip Paul Walker lumayan buat diliat. Kalo butuh film ringan sih, bolehlah nonton ini.

Movie: Medical Top Team

Sudah beli dvd-nya lumayan lama, tapi ngendon doang ga ditonton gara-gara ga mau ketinggalan berita sehingga nonton The Heirs dulu. Alhasil nyesel, harusnya gw nonton ini dulu :)'

Ada 20 episode. Ceritanya sebenernya rada mirip sama Good Doctor atau 3rd Hospital gitu. Cuma entah kenapa, karena pada dasarnya gw suka film yang 'masuk akal' atau kalo ga 'imaginatif' sekalian, jadilah gw suka film ini sebagaimana gw suka film-film kedokteran, detektif, polisi, atau yang menyajikan ilmu tertentu *biarpungangertijuga

Let's start! Kisah diawali di RS Univ Gwang Hae. RS ini dimiliki oleh seorang pengusaha kaya bernama Lee Doo-kyung. Sebagai wakil presiden RS, ada anak menantunya bernama Shin Hye-soo. Wanita ini berambisi sekali menjadi presiden RS. Dia sebenarnya bukan wanita yang jahat. Hanya saja, dikarenakan dia hamil sebelum menikah dan dipisahkan dengan anaknya yang dibawa ke Amerika, membuat dia sangat membenci suami dan mertuanya, tapi tidak mau bercerai sampai ia berhasil menjadi seseorang yang terpandang. Selain dia, salah satu orang penting di RS ini adalah Han Seung-jae ( Ju Ji-hoon). Dia sebenarnya anak dari Lee Doo-kyung, tapi anak haram gitu. Ibunya yang stress karena perlakuan suaminya, hidup dalam minum-minuman. Kebanggaannya adalah Han Seung-jae, yang berhasil menjadi dokter dan karirnya berkembang pesat bukan karena ayahnya, melainkan usahanya sendiri. Dia sebenarnya berhati baik, tapi dia juga terjepit dengan kenyataan hidup sebagai anak haram dari pemilik RS di mana dia bekerja. Sepertinya semua usahanya tidak cukup dan dia harus terus membuktikan dirinya. Han Seung-jae ini dekat dengan Seo Joo-young (Jung Ryeo-won) sejak kuliah. Mereka dulu sempat berpacaran sebelumnya. Seo Joo-young adalah ahli bedah toraks. Dia orang yang cerdas, cenderung dingin, dan sangat suka meneliti. Tapi politik yang ada di RS, membuat dia kesal. Beberapa orang suka menyebarkan gosip seolah-olah dia bisa berhasil karena Han Seung-jae, padahal dia berusaha keras untuk bisa mencapai posisinya.


Selain mereka, ada juga Park Tae-shin (Kwon Sang-woo), seorang dokter bedah umum. Dia agak sedikit unik. Dia ditinggalkan orang tuanya sejak kecil dan diadopsi oleh orang Amerika. Menghabisnya masa remaja hingga bekerja di RS Mason Amerika, dia kemudian memutuskan kembali ke Korea. Dia agak susah diatur. Prinsipnya, seorang dokter harus mau membantu siapapun, bukan pilih-pilh pasien. Itu sebabnya, saat dia kembali ke Korea, dia memilih mengabdi sebagai seorang dokter di sebuah RS gratis di daerah. Namun karena sesuatu dan lain hal, demi pasiennya dan kelangsungan RS gratis itu, dia kemudian menerima tawaran Han Seung-jae untuk bekerja di RS Univ Gwang Hae, di bawah bendera Medical Top Team.

Medical Top Team merupakan team khusus yang dibentuk Han Seung-jae, yang memfokuskan diri pada penyakit-penyakit langka yang tidak bisa disembuhkan. Mereka bahkan mau tanpa menerima bayaran. Namun pendirian Medical Top Team bertentangan dengan keinginan pesiden dan pejabat RS lain, karena secara bisnis tidak menguntungkan.

Berbagai konflik dan drama terjadi seputar team khusus ini. Asmara pun juga terjadi di sini. Yang gw suka dari film ini, walaupun ada jahat-jahatan, dia memperlihatkan semua orang sebenarnya punya sisi baik juga. Adalah keadaan dan lingkungan yang membuat mereka 'sempat berubah'. Selain itu, mau kerja di mana aja, office politic itu pasti ada. Masalahnya kita memilih untuk memegang prinsip atau mengikuti arus.

Alur ceritanya juga lumayan. Setidaknya, Park Tae-shin bukan berpacaran dengan Seo Joo-young, melainkan dengan Choi Ah-jin. Sebenernya gw ga terlalu suka Kwon Sang-woo dan Ju Ji-hoon. Ju Ji-hoon itu kan keseringannya maen antagonis yang licik banget, tapi gw akui, di sini akting rapuhnya dia saat ibunya meninggal bagus. Salut juga dengan aktor Kwon Sang-woo, bodinya tetep stabil malah lebih pas dibandingkan si Min Ho.

Movie: The Commitment

Love this movie!! Bukan cuma karena yang maen si TOP Bingbang, tapi juga karena ceritanya bagus.

Kisah ini dimulai saat ada seorang mata-mata Korea Utara yang tewas dibunuh justru oleh orang yang mempekerjakannya saat dia menunaikan tugasnya di Korea Selatan. Dia meninggalkan 2 orang anak, yakni Lee Myung-hoon (si tampan Choi Seung Hyun alias TOP *_*) dan Lee Hye-in (Kim Yoo-Jung). Kedua anaknya ini ditangkap dan dipenjarakan setelah ayahnya dibunuh.


Lee Myung-hoon sudah tidak memiliki ibu lagi, terpaksa menjalani nasibnya sebagai yatim piatu dan merasa bertanggung jawab melindungi adik perempuan semata wayangnya. Demi keselamatan adiknya, dia pun rela bekerja sebagai mata-mata Korea Utara juga seperti ayahnya, tanpa tahu kalau dulu itu ayahnya justru dibunuh oleh mereka juga. Dia menyingkirkan mimpinya menjadi seorang pianis, beralih menjadi agen yang sadis dan menerima semua tugas pembunuhan yang disematkan kepadanya tanpa bertanya, padahal usianya masih 16 tahun.

Pada saat dia ditugaskan ke Korea Selatan, bersama mata-mata lainnya, dia 'dibuatkan' kehidupan baru sebagai anak sekolahan, sambil menjalankan tugasnya membunuh beberapa orang. Selayaknya anak baru, dia juga sempat di-bully. Selain dia, yang paling sering di-bully adalah seorang remaja wanita bernama Hye-In (Han Ye-ri). Anak yatim piatu yang suka sekali menari balet. Di awal kehidupan sekolahnya ini, Lee Myung-hoon sedapat mungkin menghindari keributan dan menahan dirinya agar tidak ketahuan sebagai mata-mata. Suatu ketika dia sudah tidak tahan lagi, saat sekumpulan anak-anak lain mem-bully Hye-In, Lee Myung-hoon menghajar mereka semua sampai babak belur. Secepat itu juga dia menjadi terkenal di sekolah. Wajarlah, anak baru menghajar preman sekolah, pasti jadi bahan omongan.

Hye-In ini akhirnya menjadi satu-satunya teman Lee Myung-hoon, selain dia juga memiliki nama yang sama dengan adiknya Lee Myung-hoon. Ada satu adegan yang paling lucu dari sekian adegan serius di film ini. Ceritanya ada seorang guru yang sok galak dan suka mukulin anak murid pake penggaris. Suatu hari saat ujian dia melakukan hal yang sama terhadap Lee Myung-hoon, padahal saat itu Lee Myung-hoon sedang serius mengerjakan ujiannya. Karena sebagai orang agen dia terlatih reflek saat orang menyerangnya, dia pun reflek nyaris mematahkan tangan si guru tersebut. Ini asli lucu banget, bikin itu guru malu bukan kepalang.

Cerita berlanjut. Hampir sama seperti nasib ayahnya, pihak yang mempekerjakan Lee Myung-hoon sebenarnya tidak akan membuat dia bisa hidup normal bersama adiknya, seperti yang dijanjikan diawal. Lee Myung-hoon justru hendak dibunuh setelah tugas terakhirnya. Untungnya, dia selamat dan lari ke rumah Hye-In. Hye-In inilah yang melaporkan ke kepolisian Korea Selatan, setelah melihat kondisi Lee Myung-hoon. Bersama seorang detektif, yang akhirnya menyelamatkan Lee Hye-In, adik dari Lee Myung-hoon, Hye-In berhasil menemukan kumpulan mata-mata ini saat mereka saling serang. Namun Lee Myung-hoon sendiri tewas terbunuh. Endingnya, Hye-In kemudian mengambil Lee Hye-In dan menjadikannya sebagai adiknya untuk dirawat sebagaimana permintaan Lee Myung-hoon.
Jangan ngebayangin adegan romantis antara Lee Myung-hoon dan Hye-In yak, ga bakal kejadian. Fokus di cerita ini adalah komitmen Lee Myung-hoon untuk menyelamatkan adik perempuannya. Yang bagus dari film ini: jalan ceritanya, akting pemaen-pemaennya, gantengnya TOP, dan tindak kekerasannya tidak sebrutal Friend 2 :) Dan seperti biasa, si TOP ini, biarpun dinobatkan sebagai pria terseksi di Korea Selatan sana, kita ga mungkin melihat dia melakukan adegan romantis, boro-boro kiss scene, adegan buka baju seperti kebanyakan dilakukan pemeran utama pria di serial atau film korea aja ga mungkin dilakukan oleh seorang Choi Seung-hyun alias TOP ini *_* Gw dah lihat film doi di Nineteen maupun 71: Into the Fire, tapi kayaknya justru itu yang bikin cewek-cewek makin melting dan penasaran :) Entah kenapa, gw juga selalu suka adegan TOP nangis, natural banget sedihnya, terutama pas dia terduduk di jalan raya dan nangis saat memikirkan hidupnya dan adiknya, hadeh itu keren banget. Beruntung banget tuh si adik :D

Movie: Friend 2


Mumpung masih keranjingan dengan Kim Woo Bin, yuks nonton film lepas terbarunya, Friend 2 :)

Ceritanya tentang seorang pemuda bandel yang terbiasa nge-gang bernama Choi Sung-hoon (super hot Kim Woo Bin *_*), yang dibesarkan ibunya dan tidak memiliki memori tentang ayahnya karena sang ayah sudah meninggal dunia sejak dia kecil. Sejak kecil dia terbiasa hidup berantakan bersama sang ibu dan gangster-gangster sahabat almarhum ayahnya. Suatu hari dia ditangkap polisi karena terlibat perkelahian di vihara. Di penjara inilah, Choi Sung-hoon bertemu dengan Lee Joon-seok (Yoo Oh-Sung), sahabat ayahnya yang juga seorang gangster ternama di Busan.


Lee Joon-seok ini masuk penjara karena dijebak oleh salah seorang gangster lain. Setelah di penjara selama 7 tahun, Lee Joon-seok ingin membalas dendamnya dan bekerja sama dengan Choi Sung-hoon, mereka menghabisi orang yang telah membunuh ayah Choi Sung-hoon.

Agak deg-degan nonton film ini. Serius! Adegan perkelahian, kekerasan, dan sebagainya itu banyak banget dan sadis banget. Kim Woo Bin menyeramkan sekali waktu berantem dan mukulin orang. Seolah-olah emang karakter dia sadis begitu. Asli, ngelihat dia mukulin laki-laki yang sudah memukul ibunya itu bikin gw merem-merem nontonnya. Dia mukulin tuh laki-laki sampe bonyok, terus wajahnya dimasukin ke kuali yang orang jualan sosis goreng. Ga puas sampe di situ, masih dipukulin lagi pake toa. Waks!!! Adegan pembunuhan dengan pisau, tongkat golf, dan gergaji (yup saudara-saudara, gergaji!) bakal terlihat. Hiks.


Film Friend 2 ini seakan makin menguatkan image Kim Woo Bin sebagai aktor yang cowok banget *_* dan kayaknya paling cocok jadi bad boy. Kemarahannya itu loh, alami banget. Bakal jadi saingan berat TOP Bingbang nih. Sama-sama kece, sama-sama hot, dan sama-sama ga pernah maen jadi cowok manis, hehehe.

Movie: The Heirs



Tamat juga nonton serial yang banyak diomongin orang ini, fiuh. Ada 20 episode, ya masih standard-lah, ga sepanjang Jung Yi, The Goddess of Fire kemaren, hehehe.

Ceritanya tentang anak-anak SMA kaya (what???), dimaenkan oleh aktor aktris yang sudah bukan anak SMA lagi *_*. Sedikit maksa sih, sama kayak sinetron-sinetron Indonesia :)

Adalah seorang konglomerat kaya raya bernama Kim Nam-yoon, pemilik Jeguk (Empire) Group, yang memiliki 2 putera, yang pertama bernama  Kim Won (Choi Jin-hyuk) anak dari istri pertamanya yang sudah meninggal dunia dan Kim Tan (si ganteng Lee Min-ho) anak dari wanita simpanannya Han Ki-ae. Kim Nam-yoon memiliki istri kedua, Jeong Ji-suk yang dinikahinya secara sah, tapi tidak bisa memiliki anak. Kim Tan ini secara kartu keluarga tercatat sebagai anak dari Kim Nam-yoon dan Jeong Ji-suk, karena publik tidak mengetahui kalau Kim Nam-yoon memiliki wanita simpanan. Meski Han Ki-ae ini adalah wanita simpanan, tapi justru dialah yang tinggal di rumah Kim Nam-yoon dan bukan Jeong Ji-suk.

Kim Nam-yoon ini sangat keras terhadap anak-anaknya. Demi tidak menimbulkan iri hati dari putera tertuanya, dia tidak pernah memberi perhatian kepada putera keduanya. Namun dia juga tidak memberikan perhatian kepada putera pertamanya, yang merasa tidak memiliki siapapun, karena dia sudah tidak memiliki ibu dan terjepit dengan ambisi ibu tirinya.

Kim Won sebenarnya sayang pada Kim Tan, begitu juga sebaliknya. Kim Won bersikap keras terhadap Kim Tan untuk melindunginya dari Jeong Ji-suk. Kim Tan ini diasingkan ke Amerika supaya Kim Won bisa fokus mempelajari kerajaan bisnis ayahnya, yang diincar oleh ibu tirinya, Jeong Jin-suk.

Sementara itu disisi lain adalah Cha Eun-sang (Park Shin-hye) anak yatim yang memiliki ibu bisu, yang pekerjaannya menjadi pembantu dari Han Ki-ae. Cha eun-sang memiliki kakak yang tinggal di Amerika. Demi kuliah kakaknya, dia dan ibunya harus bekerja paruh waktu. Suatu hari kakaknya meminta uang untuk menikah dengan pria bule. Ibunya hendak mengirimkan uang termasuk seluruh tabungan mereka demi kakaknya. Cha Eun-sang merasa kesal karena mereka hanya boleh mengirim uang, tapi tidak diundang datang, memutuskan untuk mengantar uang itu sendiri ke Amerika.

Sampai di Amerika dia bertemu kakaknya yang sebenarnya tidak kuliah melainkan kerja di rumah makan. Kakaknya ini merampas semua uang Cha Eun-sang dan meninggalkannya. Bisa ditebak, di Amerika inilah Cha Eun-sang bertemu Kim Tan. Kim Tan jatuh cinta padanya sejak pandangan pertama.

Singkat cerita, mereka akhirnya terpisah saat Cha Eun-sang bisa kembali ke Korea. Tapi Kim Tan pun kembali *_* dan mereka oleh takdir (ceile) bertemu lagi bahkan tinggal dalam satu rumah sebagai anak pembantu dan anak pemilik rumah.

Dalam kisah cinta mereka, hadir pula Choi Young-do (si georgeous Kim Woo-bin), yang dulunya adalah sahabat Kim Tan, tapi berubah jadi musuh bebuyutan. Kim Woo-bin ini anak pemilik Hotel Zeus. Dia jatuh cinta pada pandangan pertama (juga) ke Cha Eun-sang. Konflik dan drama tentang bagaimana anak-anak SMA di sebuah sekolah top yang mengkotak-kotakkan orang sesuai keadaan ekonomi keluarga, kemudian anak miskin ada di tengah-tengah mereka, cinta terjadi, keluarga tidak merestui, dipisahkan secara terpaksa, memberontak, dan bersatu kembali. Itulah ceritanya, mirip dengan Boys Before Flowers (yang juga dimainkan Lee Min Ho).


Yang ga oke di film ini: ceritanya standard, bisa ketebaklah. Selain itu, pemaennya agak dipaksain deh jadi anak-anak SMA. Mungkin karena dah pernah lihat Lee Min Hoo jadi anak SMA di Boys Before Flower bertahun yang lalu (lebay), trus doi jadi profesional di Personal Taste, City Hunter, terus di Faith, aneh aja balik lagi jadi anak SMA, wkwkwk.


Yang oke: pastilah kegantengan para pemainnya LOL. Kim Woo-bin never disappointed me :) Secara gw nontonin dia di White Christmas, jatuh cinta padanya pas dia jadi anak SMA di Gentleman's Dignity, suka meski cuma sebentar jadi cameo di To The Beautiful You, makin cinta pas dia maen di School 2013. Dengan tipikal mata dan bibir kayak gitu, dia selalu pantes maen sebagai cowok super duper bandel dan jahat, but what can I say, girl love bad guy :) Meskipun dia dah biasa jadi anak SMA yang buandel dan jahat, tapi sisi rapuhnya doi di serial ini bikin melting (lagi). Sekarang gw bersiap nonton film terbarunya Friend 2 dan pasti gw akan review. Wish its a good movie (cross finger mode on). I have to be objective now, even I dont like Krystal Jung, tapi dia bermain natural sekali di serial ini. Credit for her.